Wednesday, December 31, 2014

Iceland, A Magical Land

Islandia atau Iceland, salah satu negara bagian dari uni-Eropa yang terletak paling luar dari wilayah Eropa lainnya. Sangat dekat dengan Greenland dan Canada serta kutub utara, membuat negara ini masuk ke dalam top priority untuk dikunjungi. Alasan utamanya adalah karena Aurora Borealis! yaaakk, Northern Lights ini wajib untuk diburu, dan kalau memang bisa melihat cahaya utara ini ditambah lagi bisa mengabadikannya dalam foto atau video, barulah seseorang bisa resmi disebut sebagai traveler (pe de) :p

Perjalanan ke Iceland boleh dibilang satu-satunya perjalananku yang paling terencana. Ini dikarenakan pengurusan visa di VFS Denmark di London memerlukan itinerary perjalanan yang detail. Selain itu, menjadi turis di Iceland menurutku perlu budget extra untuk memesan tipe-tipe excursion karena sepertinya hanya ada 2 alternatif untuk dapat menjelajah keindahan alam Iceland yaitu dengan menyewa mobil sendiri atau ikut excursion. Untuk independent traveler sepertiku, menyewa mobil untuk seorang diri sepertinya terlalu berlebihan (harganya). Lain cerita kalau perginya rame-rame. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut excursion menggunakan jasa Bus Travel Iceland karena harganya yang relatif lebih murah dibanding excursion lain.
Setelah selesai berurusan dengan excursion dan itinerary, setelah sebelumnya juga membereskan syarat-syarat lain seperti surat keterangan studi dari Universitas, bank statement dan pas poto (yang udah dibawa dari Indonesia sebelumnya) akhirnya aku apply di VFS Denmark dan 3 hari kemudian sudah bereeessss dan siap berangkat pada tanggal keberangkatan yang sudah booked sebelumnya dengan Iceland Air.

Persis 1 minggu setelah pulang dari traveling ke Turki, aku pun bersiap-siap angkat kaki menuju London Gatwick pada jam 6 pagi. Sampai di Gatwick perasaan was was muncul saat akan melalui security check, karena seperti kejadian sebelumnya di Gatwick South Terminal, pemeriksaan sangat kelewat ketat (sampai tas kameraku dianggap mengandung zat kimia yang mudah meledak). Keberangkatanku kali ini melalui North Terminal, dan sama seperti saat ke Turki, pemeriksaan di North Terminal tidak seperti yang terjadi pada South Terminal yang lebay :(
Perjalanan selama lebih kurang 3 jam menuju Iceland berjalan mulus dan tidak terlalu banyak turbulensi. Momen kegembiraan pun akhirnya muncul saat pesawat terbang rendah menembus awan.  Hamparan gunung berlapis salju langsung terlihat dari jendela pesawat (kebetulan dapet jendela) (lebih tepatnya minta di jendela) :p

It used to be my dream land!

Buru-buru turun dari pesawat untuk kemudian masuk ke dalam terminal bandara dan untuk pertama kalinya mendapatkan cap Schengen di Bandara Keflavik. Setelah resmi menapakkan kaki secara legal di Iceland, aku pun mengeluarkan kertas petunjuk yang aku dapatkan saat menghubungi admin dari Bus Travel Iceland tentang apa saja yang harus dilakukan saat sampai di Iceland. Pertama adalah keluar dari gedung terminal dan menuju tempat parkir bis. Dalam bayanganku tempat parkir bis adalah tempat di mana bis-bis besar berkumpul dan disitu hanya ada bis dari excursion lain yang parkir. Sempat mondar-mandir mencari bus dan akhirnya ketemu juga dengan driver dari Bus Travel yang ternyata menunggu 5 orang penumpang lain di dalam terminal dengan tujuan sama, yaitu Blue Lagoon. Bus (yang ternyata sebuah mini bus sejenis Elf) memuat sekitar 9 orang menuju Blue Lagoon.

Setelah semua berkumpul, kamipun berangkat ke atraksi wisata yang pertama dan terdekat dari airport yaitu Blue Lagoon. Wisata pemandian air panas yang mengandung sulfur ini sangat populer dan tarifnya lumayan mahal untuk hanya sekedar berendam. Sampai di Blue Lagoon, hampir semua tamu menitipkan kopernya di penitipan barang di area pintu masuk wisata tersebut, sementara aku memutuskan hanya untuk mengambil foto di luar wilayah pemandian karena alasan yang sangat prinsip, gratissss :D
View di sekitar area itu saja sangat memuaskan karena pemandangan yang terlalu cakeeepp dan sayang kalau tidak di explore lebih jauh :)
Beruntung kondisi cuaca saat itu tidak terlalu dingin dan salju di sekitar wilayah Blue Lagoon sudah mulai mencair (masa peralihan dari winter ke spring) jadi sangat memungkinkan untuk berjalan-jalan berkeliling area Blue Lagoon.

Pengen nyebur, tapi ternyata dingin! :p

Jembatan yang dulunya cuma bisa liat di internet :D

In the right path!
Finally, my first snow ever! :D

Puas mengambil foto, akupun ikut rombongan kloter berikutnya yang mengantarkan kami ke Kota Reykjavik tempat di mana hotel-hotel berada. Satu persatu penumpang di antarkan ke tempat penginapan masing-masing dan aku adalah penumpang ke dua terakhir yang diantarkan. Sampai di Hostel Village Reykjavik, aku langsung menuju pintu gedung utama tempat resepsionis berada (dan stafnya sudah pulang). Aku mengambil kunci yang sudah dimasukkan ke dalam amplop yang berisi kunci, kupon sarapan dan peta untuk menuju gedung lokasi kamarku berada. Agak unik memang hostel ini. Setelah masuk dan menemukan kamarku, ku putar kunci dan "damn" it was jammed! pintunya gak bisa dibuka. Hampir frustasi memutar kunci dan menekan gagang pintu, akhirnya pintu itu terbuka juga, dari dalam!! Kamar yang aku pilih adalah tipe dorm dengan 3 tempat tidur tingkat. Salah seorang tamu yang sudah sebelumnya tiba juga mengalami hal yang sama dengan pintu kamar. Setelah berkenalan dengan 2 roommates asal Jerman yang akan berada 1 kamar denganku selama 3 hari ke depan, kami lalu makan malam di tempat makan paling hemat di Iceland, ya hemat! karena baru kali ini aku merasakan nilai tukar Poundsterling gak ada apa-apanya dibanding Iceland Krona.

Omw to fastfood restaurant

Hallgrimskirkja, The Church of Iceland

Setelah selesai menghabiskan burger, chips dan coke (standar makanan hemat) kamipun berjalan kaki kembali ke hotel. Salah seorang dari roommates ku ternyata sudah seminggu ini di Iceland dan dengan menyewa mobil dia sukses mengitari Iceland yang gak begitu besar. Sementara seorang lagi bekerja di salah satu lokasi wisata di Iceland.

Besoknya, setelah sarapan yang buru-buru dan melunasi semua pembayaran hostel, akupun sudah dijemput oleh Bus Travel untuk melakukan perjalanan paket Southern Iceland. Perjalanan selama 1 hari penuh ini menyusuri wilayah selatan pulau dan mengunjungi beberapa tempat menarik seperti Glacier Solheimajokull, Desa Vik dan air terjun Skogafoss dan Seljalandsfoss. Jarak yang berjauhan yang membuat tur ini lebih lama dibanding paket Golden Circle yang aku ambil untuk hari berikutnya.

Old School Bus (pantess murah) :p

The Footsteps is Mine! not Trolls or any Giants creature :p

Please Mind Your Belonging Before Leaving!
Project iJumped! XD

Feels Like On Top of The World

The Advantage of Having an Ultrawide lenses

Dare of The Day, Jalan Melewati Skogafoss Tanpa Jaket (ogah!)

Jalan di Balik Skogafoss

The Wayback! Berhasil Lewat (with Jackets On!)

Path view to The Hill


Persis seperti yang diceritakan roommates ku di hostel, paket Golden Circle memang lebih menarik dan lebih murah. Hal yang paling berkesan adalah ketika menyaksikan Hot Spring Strokkur di area Geysir dan berdiri di Rift Valley (daerah perbukitan yang merupakan batasan lempeng Eurasia dan America) serta Rock of Law yang masih satu area dengan Rift Valley.

Cuaca Lebih Sadis di Hari Kedua
I just thought that the house is a beauty!

The staircase down the hill
Mini Woods

Mooore Waterfalls!
Snow Ball War!
Before the Blast
The Blast May Reach up to 20 Metres! :0

Rift Valley, Between Eurasia Plate and America!

Officially Stepped in at The US Territory ! :p
To the Rock of Law.

Went Back, running out of Time! I hate Being in a Tour!

Sebenarnya inti dari perjalanan ke Iceland ini adalah untuk menyaksikan Aurora Borealis yang tersohor, tapi apa daya, 3 malam berturut-turut night excursion kami dibatalkan karena kondisi cuaca yang berawan dan ramalan penampakan Aurora ada pada level terendah, which is Big ZERO! Dari semua orang yang aku tanyakan tentang bagaimana cara mendeteksi Aurora, semuanya hanya punya 1 jawaban, silakan cek di www.ventur.is ! yaa, cuma itu jawabannya. Saat levelnya 0, kemungkinan besar seluruh night excursion akan batal. Akhirnya aku memilih opsi refund karena sampai saatnya pulang night excursion terus menerus dibatalkan :(

Batal Night Excursion, malah nemu ginian! XD

Flight pagi ke London dari Keflavik airport membuat aku dan seorang kenalan yang juga akan kembali ke London menunggu dibawah siraman hujan salju pada pukul 4 pagi! mini bus yang menjemput kami mengantarkan kami ke terminal bus Reykjavik, tempat dimana Bus angkutan ke bandara menunggu. 35 menit kemudian aku sampai di Keflavik airport dan stamp out dari wilayah Schengen. Antrian panjang menuju baggage drop adalah tantangan utama saat akan check in. Luckily di bandara ini seluruh penumpang disuruh menggunakan fasilitas personal check in baru setelahnya menuju baggage drop. Bagi yang tidak membawa banyak barang, bisa langsung masuk ke ruang tunggu. Khusus untuk perjalanan independen kali ini, aku membawa bagasi karena sleeping bag milikku yang gak muat di tas kamera :p

Overall, traveling ke Iceland ini adalah yang PALING dari segalanya. I will definitely come back to hunt you down, Aurora Borealis!!
:D

Friday, May 23, 2014

Turkiye (Travelmoon +1)

Agenda kali ini adalah libur tengah semester yang selama masa reading week tersebut aku dan seorang temanku membulatkan tekad untuk pergi ke Turki dan menjadikan negara tersebut titik temu antara kami yang sedang kuliah di London dengan anak dan istri di Indonesia. 7 bulan adalah waktu yang cukup lama menurutku untuk berpisah dari keluarga, dan itu harus dibayarkan dengan traveling bareng ke negara yang terkenal punya nilai sejarah yang tinggi. Di samping itu, Visa on arrival yang ditawarkan oleh pemerintah Turki menjadi salah satu faktor utama mengapa negara itu yang kami pilih untuk bertemu.

Dengan jadwal kuliah yang sudah aku sesuaikan sebelumnya, dengan mengambil semua kuliah di hari Senin hingga Rabu, aku pun jadi bisa menikmati reading week lebih awal mulai dari hari Kamis sampai dengan 9 hari ke depan. Perlu di manfaatkan dengan baik! :D

Setelah semua tiket (promo) ditangan, akupun pertama harus menyelesaikan masalah yang pasti dialami oleh setiap pelajar, tugas! Sebanyak 3 modul yang aku ambil pada semester musim semi ini yang berarti ada 3 pula tugas yang menanti untuk dikerjakan dan aku tidak ingin kejadian semester musim gugur yang lalu terjadi lagi, all in the last minutes! Jadilah aku mulai mengerjakan essay pertamaku untuk semester musim semi, too early? I bet I am! :)

Tiba saatnya pada hari-H keberangkatan kami melalui London Gatwick North Terminal, aku dan seorang temanku bersiap pagi hari dan berangkat meninggalkan rumah menuju London Bridge Station menuju Gatwick dimana Turkish Airlines yang akan kami tumpangi sudah bersiap. Setelah melalui pemeriksaan, yang ternyata tidak seribet Gatwick South Terminal, kamipun langsung bersiap di bawah papan informasi pintu keberangkatan menunggu nomor pintu menuju ke arah dimana pesawat kami bertengger. Dan tidak berapa lama akhirnya kamipun terbang selama 3 jam 30 menit menuju bandara Ataturk, Istanbul, dimana keluarga kami sudah terlebih dahulu sampai di sana beberapa jam sebelum kami mendarat.

Setelah menyelesaikan urusan visa dan imigrasi, kamipun bergegas keluar untuk menemui keluarga kami dan mencari penjemput yang sudah terlebih dahulu kami booking melalui pihak hotel. And guess what, belakangan kami ketahui ternyata harga 40 euro yang dibebankan hotel kepada kami sangatlah tidak masuk akal! setelah bertanya dengan supir transfer shuttle yang membawa kami dari bandara menuju hotel, harga resmi dari pihak penyedia shuttle adalah 20 euro! Mulai dari sini aku mulai susah percaya dengan apa yang ditawarkan orang-orang di negara ini. Dan terbukti saat menumpang taksi, hal yang sama kembali terulang! Dengan jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh (karena sebelumnya berjalan kaki dari hotel menuju komplek Blue Mosque dan Hagia Sophia), dikarenakan hujan akhirnya kami memutuskan naik taksi hingga akhirnya penipuan pun terjadi. Dengan jarak yang sebenarnya hanya cukup membayar 15 TL (Turkish Lira), kami di keplak di harga 45 TL. Sungguh amazing! Sangat tidak disarankan menggunakan jasa taksi di negara ini, bahkan teman-teman di kampus yang berasal dari negara ini pun tidak merekomendasikan aku untuk menggunakan taksi di Istanbul.

Ataturk Havalimani - Ataturk Airport
Halaman Belakang Masjid - Jumatan
View from roof top at Istanbul
Blue Mosque-outside
Blue Mosque inside
Blue Mosque Dome!
Sungerbob Karepantolon!

Hari-hari pertama di Istanbul tidak banyak yang aku lakukan dikarenakan anak dan istriku masih mengalami jetlag yang memang wajar terjadi jika bepergian jauh. Selisih 5 jam dari kota tempat mereka tinggal sepertinya cukup membuat mereka lelah, terutama anakku yang baru menginjak 15 bulan usianya. Mood yang belum bagus serta faktor "lupa" dengan ayahnya membuat perjalanan kali ini banyak dihabiskan dengan bermain dan pedekate dengan si kecil, which is salah satu tujuan utamaku untuk bertemu. Di hari ke 3 barulah kami bisa berjalan-jalan ke Blue Mosque dan Hagia Sophia serta makan siang di sekitaran area wisata tersebut.

Istanbul From Above
Izmir From Above

Pada hari ke 4 kami semua bersiap untuk pindah ke kota Izmir, 1 jam penerbangan dari Istanbul kemudian melanjutkan lagi perjalanan dengan bus ke kota Denizli, tempat dimana situs taman nasional Pamukkale berada. Tiket bus kami beli di terminal bus yang berjarak 30 menit dari bandara, setelah sebelumnya bertanya di informasi wisata di airport (yang ternyata cuma membantu untuk urusan transport dari bandara ke terminal bus), kami membeli tiket bus melalui provider Pamukkale, sesuai dengan nama tujuan kami. Meskipun dengan perusahaan penyedia jasa yang besar pun kami masih terkendala saat sampai di terminal bus Denizli. Dari perjanjian awal yang menyatakan bahwa tiket bus tersebut sudah termasuk shuttle dari terminal Denizli ke kawasan wisata Pamukkale, tempat dimana hotel kami berada, ternyata kami masih harus membayar 4 TL untuk biaya shuttle di luar 20 TL biaya bus dari Izmir ke Denizli. Saat mencoba berdebat, kami kembali dibenturkan pada masalah bahasa. Salah satu keanehan orang-orang disini, saat menawarkan jasa dan sebagainya, bahasa inggris yang mereka gunakan cukup baik dan interaktif. Tetapi saat kami ajak debat dan menuntut hal-hal yang diluar kesepakatan, mereka berbalik dengan menyatakan "I am sorry, my English... *sambil geleng-geleng"! damn!

Malam hari kami sampai di hotel Yildizhan. semua hotel yang kami gunakan pada perjalanan kali ini aku pesan melalui booking.com salah satu web pencari penginapan dan kebetulan harga yang aku dapatkan cukup murah saat itu. Pihak hotel mengetahui kami melakukan pemesanan melalui booking.com langsung dengan sigap dan bahasa inggris yang terbata-bata melayani kami dengan baik. Harapannya adalah kami bisa memberikan rating yang bagus nantinya untuk hotel mereka, dan mereka terang-terangan bicara mengenai rating di booking.com. That's good for business! :)

Yildizhan Hotel at Pamukkale
Esoknya kami bersiap pagi harinya untuk dijemput oleh agen perjalanan yang malam sebelumnya bertemu dengan kami menawarkan jasa dengan harga 120 TL mencakup semua biaya tur dan bisa dibilang cukup membantu dalam perjalanan kami dari terminal Denizli ke hotel Yildizhan dan selama kami berada di kawasan Pamukkale. Setelah dijemput, kami langsung menuju kawasan air panas alami yang keluar dari perut bumi sebelum akhirnya menuju ke taman nasional Pamukkale.

Masuk di taman nasional tersebut kami langsung dihadapkan oleh hamparan tanah lapang dengan banyak reruntuhan, yang belakangan aku ketahui ternyata adalah kawasan kuburan kuno zaman Yunani-Romawi. Hamparan makam tersebut dipisahkan oleh sebuah jalan yang terkenal dengan sebutan Jalan Sutra, jalur perdagangan yang menghubungkan daratan eropa hingga asia. Tour Leader yang asik menjelaskan sejarah dan informasi-informasi terkait situs wisata Pamukkale aku minta supaya terus melanjutkan tur tanpa harus menunggu aku dan anak istriku karena perhatian kami yang teralihkan oleh si kecil yang asik bermain dengan kucing. Ditambah lagi kegiatan menyusui yang membuat aku sering terhenti. Baru kali ini aku lihat ada emak-emak yang asik menyusui di tengah hamparan kuburan Yunani-Romawi kuno! :p

Good Morning Pamukkale
Peserta Tour
Pamukkale National Park's Gate
Silk Road 
Dried Travertine
Photoshoot By The Tomb
Our Tour Leader
Main Tomb
Sudah Tidur 
The Gate!
Only ruin remains
Keep walking!
Sun out in 15 Degrees of Celcius 
Another Dried Travertine
Walk by the path
The Theater
Sky fall! :p
Half cicle!
Staircase to the sky!
Cleopatra Pool
In the Travertine
Main pool down below!
The Travertine!
Travertine of Pamukkale

Travertine by the edge!
Kamipun akhirnya berhasil menyusul rombongan saat si kecil akhirnya tertidur di gendongan ibunya. Kami bergantian menggendong si kecil yang ternyata beraaaaatt!! Aku heran kenapa emaknya bisa jadi kuat bangett! :D

Sampai di taman Cleopatra aku pun memuaskan diri dengan mengambil foto di beberapa situs besar yang ada di sekitar situ, di antaranya teater, kolam Cleopatra dan situs kolam air hangat yang terkenal. Hingga akhirnya kamipun turun gunung untuk kemudian makan siang setelah sebelumnya mampir di salah satu toko souvenir kerajinan batu yang memiliki pertunjukan pembuatan gelas dari jenis batu granit yang tersebar disitu dengan bermacam warna. Hari sudah sore saat kami sampai di hotel untuk beristirahat dan esok harinya kami harus kembali lagi ke kota Izmir untuk menginap dan berencana mengunjungi Ephesus, tapi kami urungkan karna kondisi yang sangat melelahkan untuk si kecil.

Stasiun kereta di Denizli
Sunset at Izmir!
Perjalanan dari Denizli ke Izmir kami tempuh menggunakan kereta api dengan waktu tempuh 4 jam. Sebelumnya menggunakan bus jarak tempuhnya adalah 5 jam perjalanan. Memang tidak terlalu signifikan perbedaan perjalanannya, tapi dari segi kenyamanan, kereta api lebih nyaman dan leluasa untuk bergerak dibanding bus. Berdasarkan informasi dari agen perjalanan di Pamukkale, jarak hotel dari stasiun Izmir ke Koseoglu Hotel di Izmir sangatlah dekat dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Menginap 2 hari di Izmir untuk beristirahat lalu kemudian terbang kembali ke Istanbul dan menginap selama 2 hari untuk persiapan pulang. Perjalanan kali ini merupakan yang paling mendebarkan karena persiapan yang kurang matang dan juga pertama kalinya traveling dengan infant.

Everything has a beginning, and this one is just the start for my daughter. Be prepared for the next journey, my dear daughter! Cheers! :)